TUGAS IBD BAB 11 DAN 12
BAB 11 MANUSIA DAN
KEGELISAHAN
Kegelisahan berasal dari kata
gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak
tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan menipakan hal yang menggambarkan
seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang dalam
tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui
dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu.
Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan
mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala; memandang jauh ke
depan sambil mengepal-ngepalkan tangannya; duduk termenung sambil memegang
kepalanya; duduk dengan wajah munmg atau sayu, malas bicara; dan lain-lain.
Kegelisahan menipakan salah satu
elcspirsi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari,
kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun
ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga
dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, behwa
seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tecapai.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa
berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia
yaitu kecemasan kenyataan (obyektit), kecemasan neorotfic dan kecemasan moril.
(a). Kecemasan obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah
suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya
dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan
seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya
kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi
kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan
benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
(a). Kecemasan neorotis
(syaraf)
Kecemasan ini timbul karena
pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud,
kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
(1) Kecemasan
yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang
itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya sendiri, sehingga
menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari
seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa seseuatu yang hebat akan terjadi.
kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena
pribadi seseorang.Tiap pribadi memilikibennacam-macam emosi antara lain:
hi, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang.
Rasa iri, benci, dengki, dendam
itu merupakan sebagian dari pemyataan individu secara keseluruhan berdasarkan
konsep yang kurang sehat. Oleh karena itu sering alasan untuk iri, benci,
dengki itu kurang dapat dipahami orang lain.
Sifat-sifat seperti itu adalah
sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia akan merasa
khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus asa. Misalnya seseorang yang merasa dirinya
kurang cantik, maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak
tersisihkan, sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai
kegiatan, sehingga kawan-kawannya lebih dinilai sebagai lawan.
Ketidakmampuannya menyamai kawan-kawannya demikianmenimbulkan
kecemasan moril.
C. USAHA-USAHA MENGATASI
KEGELISAHAN
Mengatasi kegelisahan ini
pertama-tama hams mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita hams bersikap tenang. Dengan sikap
tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.
Contoh
Dokter yang menghadapi istri dan
anaknya yang sedang sakit, justru tidak dapat merasa tenang,
karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa-apa bila menghadapi
keluarganya yang sakit, karena is merasa khawatir. Dalam hal ini dokter itu
hams bersikap seperti menghadapi pasien yang bukan keluarganya.
C. KETERASINGAN
Keterasingan berasal dari kata
terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing berarti
sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan
dari pergaulan, terpisahkan
dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang
berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang
lain.
Terasing atau keterasingan
adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang pemah mengalami hidup dalam
keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain.
Yang menyebabkan orang berada
dalam keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak dapat diterima
atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada
pada diri seseorang,
sehingga is tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.
Kesepian berasal dari kata sepi
yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau
lengang, tidak berteman. Setiap orang pemah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup
manusia, lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
Sebab-sebab terjadinya kesepian
Bermacam-macam penyebab
terjadinya kespian. Frustasi dapat mengakibatkan kesepian. Dalam hal seperti
itu orang tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan
sebagainya. Ia lebih senang hidup sendiri.
Delusi
Menunjukkan pikiran yang tidak
beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu. Tidak dapat memakai
akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman. Delusi ini ada tiga
macam, yaitu :
a. Delusi
persekusi : menganggap keadaan sekitamya jelek. Seseorang yang mengalami delusi persekusi
tidak mau mengenal tetangga kifi kanan karena menganggap jelek.
b. Delusi keagungan :
menganggap dirinya orang penting dan besar. Orang seperti itu biasanya gila
honnat. Menganggap orang-orang disekitamya sebagai orang-orang tidak penting. Akhimya
semua orang menjauhi juga.
c. Delusi melancholis : merasa dirinya bersalah,
hina, dan berdosa. Hal ini dapatmengakibatkan
buyuten atau dikenal dengan nama delirium trements, hilangnya kesadaran dan menyebabkan otot-otot tak tericuasa lagi.
Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa
rangsangan pancaindera. Dengan sugesti din orang dapat juga berhalusinasi.
Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau pemakai obat bius.
Kadang-kadang karena halusinai orang merasa mendapat tekanan-tekanan
terhadap dorongan-dorongan dasamya, sehingga dengan timbulnya halusinasi dorongan-dorongan
itu menemukan
sasarannya. Ini nampak dalam perbuatan perbuatan penderita. ( penderita
itu dapat menyadari perbuatan itu, tetapi tidak dapat menahan rangsang khayalan
sendiri)
Keadaan Emosi
Dalam keadaan tertentu seseorang
sangat berpengaruh oleh emosinya. Ini nampak pada keseluruhan
pribadinya: gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat,
tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembira
dengan gerakan
lari-larian, nyanyian, ketawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa
kesedihan menekan, tidak bemafsu, tidak bersemangat, gelisah,
resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, termenung,
menyendiri.
Keterasingan
Keterasingan kadang dianggap
kurang lebih sama dengan penyimpangan. Kita dapat mengatakan bahwa orang
menyimpang itu, misalnya : “ siswa sekolah menengah pertama itu yang hobinya
tauran”, adalah terasing dalam masyarakatnya, ia gagal mengidentifikasi diri
mereka dengan masyarakatnya dan gagal menrima tanggung jawabnya sebagai anggota
masyarakat. Maksudnya adalah ia terasing karena tidak bisa menyesuaikan diri
dengan masyarakat. Dan orang - orang yang dapat menyesuaikan diri adalah orang
orang yang patuh. Gambaran tentang penyimpangan itu adalah hal buruk kalau cara
pandang kita terhadap penyimpangan atau keterasingan seperti ini.
Jika dilihat dari sudut peranan
maka keterasingan hanya terjadi ketika orang orang terpaksa untuk menerima
peranan peranan yang telah disiapkan oleh mereka dan mengajukan banyak kata
tanay dalam dirinya, apakah system politik ini dapat memberikan keuntungan
keuntungan yang mereka harapkan. Pengertian seperti ini berlawanan dengan
pengertian keterasingan menurut tradisi Marx. Menurut tradisinya, masyarakat
dimana setiap orang mau menyesesuaikan diri dengan peranan dalam system politik
yang ada, setiap orang memenuhi tuntutan system tersebut, adalah justru suatu
masyarakat terasing. Alasannya adalah karena dengan cara itu pelaksanaan
kegiatan politik menjadi terpisahkan dari keputusan masing masing individu dan
diserahkan pada mekanisme pelaksanaan yang impresional dari suatu system
politik. Keterasingan terjadi saat system system tersebut berhadapan dengan
orang sebagai kekuatan luar yang tidak dapat dikendalikan oleh system system
tersebut.
Partai dilihat sebagai kekuatan
yang impresional, berada diatas anggota anggotanya sebagai individu. Partai
sebagai suatu organisasi adalah tidak lebih dari hubungan sosial antara anggota
anggotanya. Marx menyebutkan keterasingan terdiri dari elemen yakni
keterasingan pekerja dari produksi yang dihasilkannya, keterasingan pekerja
dari produktifnya sehingga kegiatannya sendiri menjadi suatu kegiatan yang
terasing sehingga tanpa disadari pekerja tersebut mengasingkan dari
dirinya sendiri.
Kesepian
Pengertian Kesepian
Kesepian merupakan kondisi yang
tidak menyenangkan, dan berdasarkan pengalaman berhubungan dengan tidak
mencukupinya kebutuhan akan bentuk hubungan yang akrab atau intimasi (Sullivan
dalam perlman & Peplau, 1982). Sermat (dalam Peplau & Perlman, 1982)
berpendapat bahwa kesepian merupakan hasil dari interpretasi dan evaluasi
individu terhadap hubungan sosial yang dianggap tidak memuaskan. Orang akan
merasa kesepian bila intensitas hubungan social yang diharapkannya tidak sesuai
atau kurang dari apa yang merupakan kenyataannya. Sedangkan Peplau dan Perlman
(1982) mendifinisikan kesepian sebagai pengalaman yang tidak menyenangkan, yang
terjadi ketika hubungan social individu tidak berjalan sesuai yang
diharapkannya. Young (dalam Perlman & Peplau, 1982) menyatakan bahwa
kesepian merupakan respon individu atas ketidakhadiran yang dirasa sangat
penting dari social reinforcement. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa kesepian adalah keadaan yang diakibatkan oleh perasaan
tidak pernuhi kebutuhan keakraban, adanya hasil persepsi dan evaluasi hubungan
social yang kurang memuaskan, dan kurang adanya reinforcement sosial.
Karakteristik Kesepian Fromm-Reichman, Lopata, dan Young (dalam Yuniarti, 2002)
menyebutkan karakteritik kesepian adalah sebagai berikut: tidak terpenuhinya kebutuhan
akan keakraban, hasil persepsi dan evaluasi hubungan sosial yang kurang
memuaskan, kurang adanya reinforcement sosial.
Sebab-sebab terjadinya kesepian
Bermacam-macam penyebab
terjadinya kesepian. Frustasi dapat
mengakibatkan kesepian dalam hal
seperti itu orang tidak mau diganggu, ia lebih
senang dalam keadaan sepi, tidak
suka bergaul, dan sebagainya, ia lebih senang
hidup sendiri.
Bila kita perhatikan sepintas
lalu keterasingan dan kesepian itu serupa tetapi
tidak sama, namun ada
hubungannya. Beda antara keduanya hanya terletak pada
sebab akibat.
Jadi kesepian itu akibat dari
keterasingan. Keterasingan akibat sikap
sombong, angkuh, kaku, keras
kepala, sehingga dijauhi teman-teman sepergaulan.
Karena teman-teman menjauhi maka
orang yang bersikap sombong itu hidup
terasing, terpencil dari
keramaian hidup sehingga kesepian.
yang frustasi itu bersikap rendah
diri, sengaja menjauhi pergaulan
ramai, kebaikan dengan orang yang
bersikap sombong. Orang yang bersikap rendah
diri, pemalu, minder, merasa
dirinya kurang berharga dibanding orang lain, maka itu
lebih suka menyendiri karena
menyendiri itu akibatnya kesepian.
F. KETIDAK PASTIAN
Ketidak pastian berasal dari kata
tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat
tidak tahu, tanpa arah yang ditentukan jelas, tanpa
asal-usul yang jelas. Ketidakpastian
artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak
dapat ditentukan, tidak
tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa
asal-usul yang jelas itu semua
adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi.
Ketidak konsentrasian disebabkan
oleh berbagai sebab, yang jelas pikiran kacau.
Ketidak pastian tentang lulus atau tidak dalam ujian
sarjana yang sudah lama
ditunggu-tunggu membuat orang gelisah. Lulus
atau tidak lulus ujian sarjana akan
menentukan status atau karir seseorang dalam hidupnya.
Ketidak pastian ini akan
merugikan, karena status dari karir itu terancam.
Karena ketidak pastian ini akan
merugikan, karena status dari karir itu terancam.
Karena ketidak pastian itu status
yang telah ditetapkan oleh atasan menjadi hilang,
berhubungan ada orang lain yang
lebih dulu memenuhinya
delusi,
gerakan-gerakan gemetar, kehilangan pengertian,
kehilangan kemampuan untuk menangkap
sesuatu.
Beberapa sebab orang tak dapat
berpikir dengan pasti ialah :
1. Obsesi
Obsesi merupakan gejala neuroso
jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus,
biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan,atau sebab-sebabnya tak
diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin
menjatuhkan dia.
Contoh :
Seorang pedagang yang maju pesat,
pada suatu saat terpikir olehnya ada kawan yang ingin menjatuhkannya.
Pikiran itu tidak hilang, tetapi justru menjadi-jadi. Apalagi setelah ia
merugi .
2. Phobia
Ialah rasa takut yang tak
terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa
diketahui sebab-sebabnya.
3. Kompulasi
Ialah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah
dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan
yang serupa berkali-kali
Contoh :
keinginan untuk mengambil barang (mencuri), padahal
barang itu tak bermanfaat baginya, dan andaikata ingin membeli, mampu juga
dia (kleptomania) keinginan minum-minuman keras, orang itu bukan
pemabuk, tetapi bila dilanda pikiran atau perasaan kecewa keinginan
minumnya tak dapat dibendung.
4. Histeria
Ialah neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan
mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak
mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain
Contoh :
Ketika ibu Bakri sedang melayani anaknya makan, datang
orang-orang mengetukpintu, mengucap salam, dijawab dan keluarlah ia , diluar,
kagetlah ia melihatorang banyak mengusung jenazah yang ditutupi kain, Ibu
langsung bertanya siapa itu, itu kan bukan kang Bakri, Semua orang yang
ditanya diam. Akhirnya dia berteriak histeris lalu pingsan (film
orang-orang laut).
5. Delusi
Menunjukan pikiran yang kurang beres,
karena berdasarkan suatu keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat,
tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman.
Delusi ini ada tiga macam, yaitu:
a. Delusi perkusi: menganggap keadaan sekitarnya
jelek. Seseorang yang
mengalami delusi perkusi tidak mau mengenal
tetangga kiri kanan karena
menganggap jelek.
b. Delusi keagungan: menganggap dirinya orang
penting dan besar, orang
seperti itu biasanya gila hormat. Menganggap
orang-orang sekitarnya sebagai
orang-orangtidak penting, akhirnya semua orang
menjauhi juga
c. Delusi melancholis: merasa dirinya bersalah,
hina, dan berdosa. Hal ini dapat
mengakibatkan buyuten atau dikenal dengan nama
delirium trements ,
hilangnya kesadaran dan menyebabkan otot-oto tak
berkuasa lagi.
Contoh :
Pak Joyo orang kampung pada suatu hari dipanggil ke
pengadilan untuk diminta
kesaksiannya. Tetapi karena takutnya, ia
gemetar, keringat dingin mengucur,
ditanya ini itu tak bisa menjawab, mulutnya gemetar.
Akhirnya jaksa tak
memperoleh kesaksian apa-apa darinya.
6. Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindra.
Dengan sugesti diri orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan,
misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau pemakai obat bius.
Kadang-kadang karena halusinasi orang merasamendapat tekanan-tekanan terhadap
dorongan-dorongan dasarnya, sehingga dengan timbulnya halusinasi
dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya. Ini nampak dalam perbuatan
penderita (penderita itu dapat menyadari perbuatan itu, tetapi tidak dapat
menahan rangsangan khayalan sendiri)
7. Keadaan Emosi
Dalam keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh
oleh emosinya. Ini nampak pada keseluruhan pribadinya gangguan pada
nafsu makan, pusingpusing, muka merah, nadi, cepat keringat, tekanan darah
tinggi/lemah. Sikapnyadapat apatis atau terlalu gembira dengan gerakan
lari-larian, nyanyian, ketawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa
kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka
mengeluh, tidak berbicara, diam seribu bahasa, termenung, menyendiri.
Orang yang bersikap sombong atau angkuh bila mengalami, baru
berkurang kesombongan, tetapi mungkin tidak. Andaikata mereka sadar,
kesembuhan itu adalah karena pengalaman. Jadi yang menyembuhkan masyarakat
sekitarnya dan dirinya sendiri.
H. USAHA-USAHA PENYEMBUHAN KETIDAK PASTIAN
Orang yang tidak dapat berpikir dengan baik, atau
kacau pikirannya ada bermacam-macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan
keadaan itu bergantung kepada mental si penderita. Andaikata penyebab
sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu
terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita ialah diajak atau
pergi sendiri ke psikolog. Bila penyebab itu jelas, misalnya rindu,
obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan. Phobia
atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit,sehingga tidak takut lagi. Orang
takut ular, takut ulat yang berbulu, dapatdisembuhkan karena dibiasakan
dengan benda-benda tersebut. Orang yang bersikap sombong atau angkuh bila
mengalami, baru berkurang kesombongan, tetapi mungkin tidak. Andaikata
mereka sadar, kesembuhan itu adalah karena pengalaman. Jadi yang menyembuhkan
masyarakat sekitarnya dan dirinya sendiri.
Sumber : http://jordy-pratama.blogspot.com/2011/04/tugas-bab-12-ibd.html
BAB 12 MANUSIA
DAN HARAPAN
A. Definisi Harapan
Harapan berasal dari kata harap yaitu
keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum
terwujud. Harapan dapat diartikan sebagai menginginkan sesuatu yang dipercayai
dan dianggap benar dan jujur oleh setiap manusia dan harapan agar dapat dicapai
,memerlukan kepercayaan kepada diri sendiri,kepercayaan kepada orang lain dan
kepercayaan kepada TUHAN.
Menurut kodratnya dalam diri manusia terdapat
2 dorongan,yaitu dorongan kodrat serta dorongan kebutuhan hidup.terkait dengan
kebutuhan manusia tersebut , abraham maslow mengkategorikan kebutuhan manusia
menjadi 5 macam atau disebut juga 5 harapan manusia, yaitu;
1.harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup
2.harapan untuk memperoleh keamanan
3.hak untuk mencintai dan dicintai
4.harapan diterima lingkungan
5.harapan memperoleh perwujudan cita-cita
Dalam mencukupi kebutuhan kodrat maupun
kebutuhan, manusia membutuhkan orang lain
B.Harapan Sebagai Fenomena Nasional
Artinya harapan ialah sesuatu yang wajar
berkembang dalam diri manusia dimanapun berada.mengutip pandangan A.F.C.
Wallace dalam bukunya culture and personality , mas abhoe dhari menegaskan
bahwa kebutuhan merupakan salah satu isi pokok dari unsur kepribadian yang
merupakan sasaran dari kehendak, harapan ,keinginan,serta emossi seseorang.
kebutuhan individu dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi:
a)kebutuhan organik individu
1.kebutuhan individu bernilai positive
2.kebutuhan individu bernilai negative
b) Kebutuhan psikologi individu
1)kebutuhan psikologi indifidu bersifat
positif
C.Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya,artinya
mengakui atau meyakini akan sesuatu kebenaran. Kepercayaan ialah hal-hal yang
berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Kebenaran menurut
Peodjawiyatna adalah merupakan cita – cita orang yang tahu, dalam hal ini
kebenaran merupakan kebenaran logis, sehingga manusia selalu memilih sebelum
melakukan tindakan apakah tindakan ini salah atau benar menurut keyakinannya.
Dalam bidang logika kebenaran ialah
persesuaian antara tahu dan objek yang diketahui (kebenaran logis). kebenaran
logis disebut juga kebenaran objektif dan kebenaran etis juga disebut kebenaran
subjektif. Jika tidak ada persesuaian antara putusa dan objeknya yang
diketahui, maka terdapat dua kemungkinan, yaitu:
1. orang yang mengutarakan putusan keliru
2. orang yang mengutarakan putusan sengaja mengutarakan tidak sesuai dengan realita yang diketahuinya.
2. orang yang mengutarakan putusan sengaja mengutarakan tidak sesuai dengan realita yang diketahuinya.
Dasar kepercayaan ialah kebenaran dan sumber
kebenaran adalah manusia, oleh karena itu keepercayaan dibedakan atas:
1.
kepercayaan pada diri sendiri, yaitu
kepercayaan yang harus ditanamkan pada setiap pribadi manusia. hakikatnya
kepercayaan kepada tuhan Yang Maha Esa.
2. Kepercayaan pada orang lain, yaitu percaya pada kata hatinya yang berbentuk pada perbuatan kebenaran kepada orang lain. Misalnya pada saudara, teman, orang tua atau siapa saja.
3. Kepercayaan pada pemerintah
4. kepercayaan kepada tuhan, yaitu meyakini bahwa manusia diciptakan oleh tuhan dan manusia harus bertakwa pada tuhannya. Salah satu cara bertakwa adalah mengukuhkan imannya bahwa tuhan merupakan zat yang merupakan kebenaran mutlak
2. Kepercayaan pada orang lain, yaitu percaya pada kata hatinya yang berbentuk pada perbuatan kebenaran kepada orang lain. Misalnya pada saudara, teman, orang tua atau siapa saja.
3. Kepercayaan pada pemerintah
4. kepercayaan kepada tuhan, yaitu meyakini bahwa manusia diciptakan oleh tuhan dan manusia harus bertakwa pada tuhannya. Salah satu cara bertakwa adalah mengukuhkan imannya bahwa tuhan merupakan zat yang merupakan kebenaran mutlak
D. Manusia dan Harapan
Harapan itu bersifat manusiawi dan dimiliki
semua orang. Dalam hubungannya dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan
harapan perlu di wujudkan hal – hal sebagai berikut:
a. harapan apa yang baik
b. bagaimana mencapai harapan itu
c. bagaimana bila harapan itu tidak tercapai.
Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak
hanya di dunia saja namun di akhirat juga, maka sudah selayaknya “harapan”
manusia untuk hidup di kedua tempat tersebut bahagia. Dengan begitu manusia
dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia dan akhirat dan selalu berharap
bahwa hari esok lebih baik dari pada hari ini, namun kita harus sadar bahwa
harapan tidak selamanya menjadi kenyataan.
E. Nilai – Nilai Budaya Sebagai Tolak Ukur
Harapan
Dalam hasil budaya yang berupa sastra, dapat
dihayati adanya kandungan nilai budaya yang dibawa penulisnya sebagai gagasan
utama. Dalam sastra jawa misalnya antara lain terdapat nilai budaya meliputi:
a. nilai kejuangan dan semangat pengorbanan,
yaitu nilai perjuangan sebagai tolak ukur dan
diharapkan dimiliki masyarakat, seperti kesetiaan, kesungguhan,
kedisiplinan,dll
b. nilai kerumahtanggaan
yaitu nilai yang diharapkan berkembang dalam
etiap keluarga.
c. Nilai kemandirian kaum wanita
Yaitu, Nilai yang diharapkan dapat dimiliki
setiap wanita.
Komentar
Posting Komentar